Hewan jalalah dan hukum nya

Definisi jalalah

التَّعْرِيفُ:
وَالْمُرَادُ بِالْجَلاَّلَةِ عَلَى مَا نَصَّ الشَّافِعِيَّةُ: كُل دَابَّةٍ عُلِفَتْ بِنَجِسٍ وَلَوْ مِنْ غَيْرِ الْعَذِرَةِ، كَالغنم الَّتِي ارْتَضَعَتْ بِلَبَنِ نَحْوِ كَلْبَةٍ أَوْ أَتَانٍ.

Yang dimaksud jalalah menurut Nash syafiiyah adalah setiap hewan yang diberi makan dengan najis, walaw bukan kotoran (pup) seperti domba yang menyedot susu anjing ataw keledai

Hukum mengkonsumsi hewan jalalah

ذَهَبَ جُمْهُورُ الْفُقَهَاءِ إِلَى أَنَّ أَكْل لَحْمِ الْجَلاَّلَةِ – وَهِيَ الدَّابَّةُ الَّتِي تَأْكُل الْعَذِرَةَ أَوْ غَيْرَهَا مِنَ النَّجَاسَاتِ – وَشُرْبَ لَبَنِهَا وَأَكْل بَيْضِهَا مَكْرُوهٌ، إِذَا ظَهَرَ تَغَيُّرُ لَحْمِهَا بِالرَّائِحَةِ، وَالنَّتْنُ فِي عَرَقِهَا وَفِي قَوْلٍ عِنْدَ الشَّافِعِيَّةِ وَرِوَايَةٍ عَنْ أَحْمَدَ: يَحْرُمُ لَحْمُهَا، وَلَبَنُهَا

Jumhur ulama berpendapat bahwa memakan daging hewan jalalah (binatang yang memakan kotoran ataw najis lainnya) meminum susunya dan memakan telurnya itu makruh, Jika dagingnya tampak berubah karena bau aroma nya, dan bau busuk pada keringatnya menurut perkataan asy-syafiiyah dan sebuah riwayat dari hanabilah diharamkan dagingnya dan susunya

أَمَّا إِذَا لَمْ يَظْهَرْ مِنْهَا تَغَيُّرٌ بِرِيحٍ، أَوْ نَتْنٍ، فَلاَ كَرَاهَةَ عِنْدَ الشَّافِعِيَّةِ وَإِنْ كَانَتْ لاَ تَأْكُل إِلاَّ النَّجَاسَةَ

Adapun jika tidak nampak jelas perubahan aroma ataw bau anyir darinya maka tidak dimakruhkan menurut syafiiyah, jika ia tidak memakan apa-apa kecuali najis

وَقَال الْحَنَابِلَةُ: يُكْرَهُ أَكْل لَحْمِهَا وَشُرْبُ لَبَنِهَا إِذَا كَانَ أَكْثَرُ عَلَفِهَا النَّجَاسَةَ، وَإِنْ لَمْ يَظْهَرْ مِنْهَا نَتْنٌ أَوْ تَغَيُّرٌ، وَنَقَل صَاحِبُ الْمُغْنِي عَنِ اللَّيْثِ قَوْلَهُ: ” إِنَّمَا كَانُوا يَكْرَهُونَ الْجَلاَّلَةَ الَّتِي لاَ طَعَامَ لَهَا إِلاَّ الرَّجِيعُ (الرَّوْثُ وَالْعَذِرَةُ) وَمَا أَشْبَهَهُ

Hanabilah mengatakan : dimakruhkan memakan daging hewan jalalah dan meminum susunya apabila lebih banyak diberi makan dengan najis, jika tidak nampak darinya bau ataw perubahannya pengarang al-mugni menukil dari al-laits : mereka membenci (memakruhkan) (mengkonsumsi) hewan jalalah yang tidak makan kecuali makan kotoran dan yang serupa dengannya


وَذَهَبَ الْمَالِكِيَّةُ إِلَى أَنَّ لَحْمَ الْجَلاَّلَةِ لاَ كَرَاهَةَ فِيهِ وَإِنْ تَغَيَّرَ مِنْ ذَلِكَ

Malikiyah berpendapat bahwa daging hewan jalalah tidak lah makruh sekalipun ada perubahan darinya

Refrensi al-mausuah al-fiqhiyah al-kuwaitiyah

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai